jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Anggota DPR RI Ahmad Dhani menjadi sorotan publik karena pernyataannya dalam sidang saat rapat dengan Kemenpora dan PSSI pada Rabu (5/3).
Pentolan Dewa 19 tersebut melontarkan pernyataan yang dinilai diskriminatif dan patriarkis terkait naturalisasi pemain Timnas Indonesia.
Dalam forum yang disiarkan secara langsung itu, Ahmad Dhani menyarankan pemain sepak bola yang berusia lebih dari 40 tahun dan berstatus duda agar dinikahkan dengan perempuan Indonesia sehingga menghasilkan keturunan "Indonesian born" yang dinilainya akan bisa memiliki kualitas keterampilan sepak bola yang lebih baik.
Pernyataan ini dilanjutkan dengan menyebutkan bahwa jika pemain sepak bola yang dinaturalisasi itu beragama Islam, bisa dinikahkan dengan empat perempuan.
Dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Hastanti Widy Nugroho mengatakan pernyataan tersebut memberikan gambaran tentang cara berpikir Ahmad Dhani yang sangat patriarkis dan diskriminatif.
"Ini kalau dalam feminisme disebut sebagai misoginis, yaitu kebencian, penghinaan, dan prasangka terhadap perempuan. Perempuan di sini dipahami hanya sebatas urusan dapur, sumur, dan kasur, atau dalam bahasa biologinya, memahami perempuan sebatas urusan reproduksi," kata Widy.
Dia sangat menyayangkan usulan tersebut terlontar dari seorang anggota legislatif yang memiliki posisi penting di Indonesia.
"Jika orang seperti ini menjadi anggota dewan lalu dia memiliki pengikut dan kesempatan untuk mengkampanyekan terus menerus nilai patriarkis ini, maka nasib perempuan Indonesia tidak bisa diharapkan lagi,” kata dosen yang mengampu mata kuliah Feminisme tersebut.