Ampas Teh

3 hours ago 17

Oleh: Dahlan Iskan

Ampas Teh

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SUDAH lebih dua minggu saya di Tiongkok. Sudah delapan kota saya kunjungi. Baru sekali bertemu orang bule Amerika. Yakni sehabis sarapan pagi di Huhehaote –ibu kota provinsi Mongolia Dalam, tiga hari lalu.

"Dari negara bagian mana?" tanya saya.

"Minnesota," jawabnya. Cocok dengan postur tubuhnya, besar-tinggi.

Tidak banyak waktu untuk berbincang. Ia kelihatan buru-buru. "Ada proyek besar yang kami kerjakan," katanya. "Di bidang pembuatan keju," tambahnya. Lalu minta maaf. Dan pergi.

Ada lagi orang bule di hotel bintang lima ini. Ia dari dari Melbourne, Australia. Lalu ada satu lagi dari Australia Barat.

Mongolia Dalam memang terkenal sebagai penghasil susu, daging sapi, dan domba. Tidak aneh kalau ada proyek besar keju --terbuat dari susu.

Waktu nobar Liverpool di Shanghai saya lihat ada tiga bule. Saya ajak bicara sebentar. Ternyata dari Hongaria, Eropa Timur.

Beberapa kali juga saya bertemu bule tapi bule yang lain: bule Rusia. Agak sulit diajak bicara. Saya tidak bisa berbahasa Rusia --kecuali dua kata: horaso dan nema problema.

SUDAH lebih dua minggu saya di Tiongkok. Sudah delapan kota saya kunjungi. Baru sekali bertemu orang bule Amerika. Yakni sehabis sarapan pagi di Huhehaote.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |