jatim.jpnn.com, LAMONGAN - Manajemen Persela Lamongan menerima keputusan Komite Banding Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menolak pengajuan permohonan keringanan hukuman dari Komite Disiplin (Komdis) akibat kericuhan yang terjadi dalam laga melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center (TSC), Selasa (18/2).
Manajer Persela Fariz Julinar Maurisal menyatakan keputusan tersebut menjadi pembelajaran penting bagi klub dalam upaya membangun sepak bola yang lebih baik di masa mendatang.
"Ini pembelajaran untuk kami semua bersama. Saya tahu semua cinta Persela, begitu pun saya, Namun apapun hasil keputusan dari PSSI harus kami terima," ujar Fariz saat dikonfirmasi, Minggu (9/3).
Fariz mengakui keputusan federasi merupakan bagian dari transformasi sepak bola Indonesia. Saat ini, manajemen Persela tengah mengevaluasi langkah-langkah strategis guna memastikan perbaikan pengelolaan pertandingan, termasuk dalam hal koordinasi dengan suporter.
"Kami sadar keputusan federasi ini demi kemajuan sepak bola di Indonesia," katanya.
Dalam dokumen resmi yang dirilis PSSI, Komite Banding menyatakan bahwa keputusan ini telah mempertimbangkan sejumlah faktor yang memberatkan, salah satunya adalah dampak negatif dari kerusuhan terhadap citra sepak bola nasional serta kegagalan panitia dalam mengelola suporter.
Kerusuhan dalam laga Persela vs Persijap tidak hanya mencoreng wajah persepakbolaan nasional, tetapi menunjukkan kurang optimalnya pembinaan suporter oleh tim.
Selain itu, faktor pemberat lainnya adalah rekam jejak Panpel Persela yang sebelumnya telah menerima sanksi serupa berdasarkan Keputusan Komite Disiplin PSSI Nomor 032/L2/SK/KD-PSSI/X/2024 pada 10 Oktober 2024.