jateng.jpnn.com, SOLO - Ada yang berbeda dari suasana Syawalan di Pura Mangkunegaran tahun ini. Untuk pertama kalinya, kerabat Mangkunegaran membuka lebar-lebar gerbang tradisi ini untuk masyarakat umum.
“Ini dibuka pertama kalinya untuk masyarakat,” ujar KGPAA Mangkunegara X atau yang akrab disapa Gusti Bhre, di sela-sela acara Syawalan pada Senin (7/4).
Tradisi Syawalan yang biasanya hanya digelar secara internal kini menjadi momen kolektif. Tak hanya abdi dalem, keluarga, dan kerabat, warga sekitar bahkan dari luar kota pun ikut merasakan hangatnya silaturahmi khas Mangkunegaran.
Gusti Bhre menyampaikan harapannya agar pelibatan masyarakat ini menjadi langkah awal merekatkan hubungan antara istana budaya dengan rakyatnya.
“Budaya ini milik kita semua, jadi tentunya kita bisa merayakan momen-momen di kehidupan kita bersama-sama,” tegasnya.
Syawalan bukan sekadar pertemuan pasca-Lebaran, tetapi juga momen memperkuat ikatan antar generasi dan elemen masyarakat.
“Syawalan ini jadi momen silaturahmi dengan keluarga, abdi dalem, masyarakat sekitar, dan warga dari luar kota yang sedang berada di Solo,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran Gusti Sura menambahkan selama ini Syawalan hanya dilangsungkan secara internal. Namun, tahun ini menjadi titik balik.