jpnn.com - JAKARTA - Kalangan akademisi menilai pemerintah tidak serius untuk bebas dari penyakit mulut dan kaki (PMK) jika masih mengimpor daging dari negara-negara belum bebas virus yang menyebar melalui udara tersebut.
Guru Besar IPB Prof. Dwi Andreas Santosa menyatakan kalau Indonesia ingin terbebas dari penyakit mulut dan kuku, solusinya ialah tidak mengimpor daging dari negara-negara yang belum bebas PMK.
Menurut dia, saat ini wabah PMK yang kembali merebak di tanah air sebagai gelombang kedua dari PMK yang terjadi pada 2022.
"Dugaan saya, penyebab gelombang pertama adalah pembukaan pintu impor daging sapi dari India, yang saat itu belum bebas PMK," ungkap Prof. Dwi Andreas dalam keterangannya, Sabtu (1/2).
Dugaan Dwi Andreas Santoso bahwa wabah PMK berasal dari India cukup beralasan karena sebelumnya Indonesia telah dinyatakan bebas PMK sejak 1990. Sebaliknya, India belum bebas PMK.
Dia mengungkapkan bahwa hal itu terjadi karena Indonesia membuka pintu impor daging kerbau, salah satunya dari India. Adapun India merupakan negara yang belum bebas PMK.
"Dugaan saya, ya, kemungkinan besar asalnya dari sana walaupun ada berbagai pendapat lainnya,” kata Prof Dwi Andreas.
Dia menjelaskan dampak wabah ini sangat signifikan bagi peternak, dengan penurunan populasi sapi perah mencapai sekitar 80 ribu ekor. Dari 580 ribu sapi perah pada 2021, jumlahnya turun menjadi 507 ribu di 2022.