jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo mengambil langkah maju dalam mewujudkan pendidikan inklusif dengan meluncurkan bus sekolah beranama Transigrak.
Namun, muncul tantangan besar karena satu unit bus yang tersedia masih jauh dari cukup untuk melayani ratusan siswa sekolah luar biasa (SLB) yang membutuhkan.
Bus Transigrak (Transportasi Inklusif Gratis Ramah Anak Sekolah) yang merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi beroperasi pada Rabu (1/10), ditandai dengan peresmian SLB Negeri 1 Kulon Progo.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kulon Progo Ariadi mengatakan fasilitas ini dikhususkan untuk antar-jemput siswa berkebutuhan khusus.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah (SLB) terkait pendataan siswa yang akan dilayani bus sekolah inklusif ini," ujarnya.
Namun, data di lapangan menunjukkan kesenjangan yang signifikan. Ariadi menjelaskan bahwa bus yang ada saat ini hanya mampu mengangkut sekitar 20 siswa dalam satu kali perjalanan.
Dengan dua trip per hari, artinya hanya 40 siswa yang dapat terlayani.
Angka tersebut sangat kontras dengan jumlah siswa di satu sekolah saja, SLB Negeri 1 Kulon Progo, yang mencapai 218 anak.



















































