jpnn.com, JAKARTA - Polemik yang menyebut anggota DPR Fraksi Golkar, Kombes (purn) Maruli Siahaan, pro terhadap perusahaan Toba Pulp Lestari (TPL) mendapat bantahan keras dari berbagai pihak termasuk dari kalangan pengamat kebijakan publik.
Analis kebijakan publik dan politik nasional, Nasky Putra Tandjung menilai tudingan negatif, penggiringan opini liar, dan framing sesat di berbagai platform media sosial yang menuding Maruli pro PT TPL oleh sekelompok pihak yang bertanggung jawab.
"Tudingan itu tidak berdasar, tidak objektif, dan tidak konstruktif dalam menilai pernyataan Maruli Siahaan secara utuh dan menyeluruh didalam rapat dengar pendapat (RDP) Direktorat Jenderal (Ditjen) Penguatan HAM Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) dan PT. TPL pada Rabu (26/11). Narasi itu sarat tendensi politik dan berpotensi memecah belah persatuan nasional," kata Nasky dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan Kamis (11/12).
Dia menyebut narasi yang disampaikan sejumlah pihak tersebut sangat menyesatkan akal sehat publik dan tidak sesuai fakta dan data.
"Masyarakat jangan mudah percaya terhadap penggiringan opini liar dan data yang tidak diverifikasi kebenarannya,” sambungnya.
Alumnus Indef School of Political Economy Jakarta itu menegaskan tudingan yang diarahkan kepada Maruli Siahaan tidak memiliki dasar fakta maupun data autentik karena hanya berangkat dari asumsi dan potongan video yang diplintir.
"Sebagai bagian dari masyarakat sipil (civil society), kami sangat keberatan jika Maruli Siahaan disebut pro TPL. Beliau sangat pro rakyat, bukan pro perusahaan mana pun," tegasnya.
Menurut Nasky, klaim tersebut tidak masuk akal secara logika maupun fakta. Dia menyebut narasi itu menjurus kepada fitnah keji dan provokasi sesat.






















































