jatim.jpnn.com, SURABAYA - Gerakan pelestarian lingkungan di Surabaya memasuki babak baru. Bukan hanya dari pemerintah atau komunitas, melainkan digerakkan langsung oleh siswa SMP yang mulai tampil sebagai agen perubahan iklim.
Hal itu terlihat dalam Grand Launching dua proyek ekologis SMP Negeri 1 Surabaya, 'Mangrove Warrior' dan 'Taman Sansiviera', yang digelar Rabu (10/12).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut langkah ini sebagai tonggak penting pembentukan kepemimpinan lingkungan hidup di tingkat pelajar.
Kepala Bappedalitbang Surabaya Irvan Wahyudrajat menilai program tersebut sebagai bukti bahwa sekolah dapat menjadi ruang tumbuhnya gerakan kota yang sehat dan berkelanjutan.
“Hari ini kami menyaksikan bukti nyata bagaimana gerakan lingkungan hidup dapat tumbuh dari sekolah, berkembang bersama komunitas, dan memberi dampak luas bagi keberlanjutan kota,” ujar Irvan.
Dia menegaskan gerakan para pelajar ini sejalan dengan reputasi Surabaya sebagai kota berstandar internasional—CFCI UNICEF, UNESCO Learning City, serta WHO Healthy City.
“Pengakuan internasional ini menempatkan Surabaya sebagai kota yang memprioritaskan tumbuh kembang anak, pembelajaran sepanjang hayat, serta lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan,” jelas Irvan.
Di tengah ancaman perubahan iklim, Irvan menyebut konsistensi gerakan seperti ini sangat dibutuhkan.



















































