jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) sukses menyelenggarakan forum strategis Indonesia Energy Outlook 2026 di The Westin Jakarta, Rabu (17/12).
Diskusi Panel 1 yang mengusung tema Security & Efficiency in Fossil Energy Supply Chain menjadi sorotan utama, menghadirkan para pemain kunci dari sektor minyak, gas, dan batubara untuk membedah strategi pengamanan pasokan energi di tengah ketidakpastian global.
Panel ini menghadirkan narasumber dari berbagai lini energi fosil, antara lain Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Hery Murahmanta, Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Erwin Suryadi, General Manager Coal Processing & Handling Division PT BUMI Resources Tbk Poltak Tarcisius Sinaga, serta Direktur Komersial PT Blue Energy Indonesia Djohardi Angga Kusumah.
Dalam sesi diskusi, General Manager Coal Processing & Handling Division PT BUMI Resources Tbk, Poltak Tarcisius Sinaga memberikan pandangan tegas mengenai posisi batu bara dalam rantai pasok energi nasional.
Poltak menyoroti bahwa di tengah transisi energi, efisiensi dalam penanganan dan pemrosesan batubara menjadi kunci agar biaya energi tetap terjangkau bagi masyarakat.
"Kita harus realistis bahwa batubara masih menjadi tulang punggung (backbone) kelistrikan nasional karena ketersediaannya yang melimpah dan harga yang kompetitif. Fokus BUMI Resources saat ini adalah memastikan efisiensi rantai pasok dari tambang hingga ke pembangkit (PLN) berjalan tanpa hambatan teknis yang berarti," ujar Poltak.
Poltak menambahkan bahwa tantangan supply chain batubara bukan lagi sekadar volume produksi, melainkan kualitas dan ketepatan pengiriman.
Menurutnya, BUMI Resources melakukan modernisasi pada sistem coal processing dan handling untuk meminimalisir losses dan menjaga kualitas kalori batubara tetap terjaga saat sampai di pengguna akhir.






















































