jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak masyarakat melakukan tobat ekologi agar rentetan bencana alam yang terjadi belakangan ini tidak terulang lagi.
Hal itu disampaikannya saat mengumumkan peluncuran operasi modifikasi cuaca di wilayah Jabar.
Cuaca ekstrem mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Jawa Barat dan Bodebek, seperti Kabupaten Bandung, Sukabumi, dan Karawang. Kemudian, ada juga bencana tanah longsor.
“Hari ini kita memodifikasi cuaca dengan cara menggeser hujan di laut dan waduk Jatiluhur. Rangkaian ini adalah bagian dari ikhtiar yang dilakukan pemerintah untuk agar bencana ini tidak kebelanjutan,” kata Demul—sapaannya—ditemui di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (11/3).
Demul menuturkan, selain modifikasi cuaca, pemerintah juga membenahi tata ruang hijau di kawasan Puncak Bogor. Rencananya area wisata di sana akan disulap menjadi kawasan resapan air.
Sejumlah tempat wisata pun bakal dibongkar untuk melancarkan rencananya itu. Satu yang sudah dieksekusi adalah Hibisc Fantasy Puncak.
“Saya kan sudah memitigasi, dari mulai membenahi tata ruang di Puncak di seluruh Jawa Barat dibenahi. Kita berani mulai melakukan pembongkaran yang menutupi daera serapan air yang berdampak pada mengalirnya Sungai Cisarua, dari Cisarua kemudian ke Kali Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan ke Jakarta. Kalau Jakarta dari Ciliwung,” jelasnya.
Hal lainnya adalah, Demul meminta kepada masyakata dan kepala daerah untuk tobat ekologi atau memperbaiki tata ruang dan berhenti berperilaku yang merusak lingkungan.