jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan stigma negatif masyarakat terhadap layanan pendidikan yang inklusif merupakan tantangan yang harus dijawab.
Dia pun mendorong peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif untuk terus dilakukan.
Hal itu dilakukan dalam upaya mewujudkan pemerataan layanan pendidikan bagi setiap warga negara.
"Stigma negatif masyarakat terhadap layanan pendidikan yang inklusif merupakan tantangan yang harus dijawab dengan langkah nyata dari semua pihak yang terkait," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/3).
Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD PNF) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pekan lalu mengungkapkan stigma masih menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang inklusif.
Saat ini tercatat lebih dari 36 ribu satuan pendidikan yang berkomitmen sebagai penyelenggara pendidikan inklusif dengan berbagai tantangan yang dihadapi.
Menurut Lestari, sejumlah tantangan untuk mengatasi stigma yang ada di masyarakat harus diimbangi dengan konsistensi menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif.
"Selain itu, kompetensi para tenaga pendidik dalam penerapan metode pengajaran inklusif dan memenuhi kebutuhan khusus bagi siswa harus terus ditingkatkan," ujar Rerie yang akrab disapa,