jpnn.com, JAKARTA - Investasi Berdampak (IB) makin populer sebagai pendekatan baru dalam dunia keuangan.
Berbeda dengan investasi tradisional yang hanya berfokus pada keuntungan finansial, IB menawarkan kombinasi antara pengembalian keuangan yang sehat dan dampak sosial atau lingkungan yang positif serta terukur.
Konsep ini mengarahkan modal ke proyek atau perusahaan yang menangani tantangan global seperti energi terbarukan, perumahan terjangkau, akses kesehatan, dan pertanian berkelanjutan.
"Investasi Berdampak adalah bentuk investasi yang secara sengaja ditujukan untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang terukur, sambil tetap menghasilkan keuntungan finansial," kata Pakar Kehutanan dan Lingkungan, Petrus Gunarso, Ph.D., Jumat (7/2).
Dia mengatakan, konsep ini menekankan keseimbangan antara manfaat sosial-lingkungan dan pengembalian keuangan. Niat (intention) dan akuntabilitas (keterbukaan) menjadi kunci utama dalam mengklasifikasikan suatu proyek sebagai investasi berdampak.
"Ini adalah pergeseran dari investasi tradisional, di mana fokus utama hanya pada keuntungan keuangan semata," ucapnya.
Ada beberapa karakteristik Investasi Berdampak, yakni adanya Niat (Intention), di mana investor secara sengaja bertujuan menciptakan dampak positif. Misalnya, mendanai perusahaan yang mengembangkan teknologi purifikasi air untuk menyediakan air bersih bagi komunitas kurang mampu.
Kemudian pengukuran, dengan fokus pada pelacakan dan pelaporan hasil untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.