Ketimpangan Akses Jadi Masalah Terbesar Anak-Anak di Kawasan Asia-Pasifik

12 hours ago 19

Ketimpangan Akses Jadi Masalah Terbesar Anak-Anak di Kawasan Asia-Pasifik

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Konferensi tahunan Asia-Pacific Regional Conference on Early Childhood Development (ECD) 2025 yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC), 1–3 Juli di Manila. Foto dok. ECD

jpnn.com, JAKARTA - Kawasan Asia-Pasifik menjadi tempat tinggal lebih dari 60 persen anak-anak di dunia.

Hanya saja, akses terhadap layanan yang berkualitas kepada anak masih timpang, sehingga berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya anak.

"Kurangnya akses terhadap layanan pengembangan anak usia dini (ECD) berkualitas tinggi, menjebak anak-anak dalam siklus ketimpangan," kata Presiden dan CEO Childhood Education International, Diane Whitehead, Rabu (2/7).

Akibatnya, mereka kehilangan lingkungan pengasuhan yang penting bagi tumbuh kembang karena berbagai hambatan, termasuk disabilitas, gender, lokasi geografis, etnis, bahasa, dan status sosial ekonomi.

Kondisi ini makin berat ketika pendanaan global untuk pengembangan anak usia dini menurun dan dampaknya terasa di tingkat lokal. 

“Kami memiliki peluang untuk memikirkan kembali pendekatan pembiayaan kami, tidak hanya untuk mendanai layanan, tetapi juga membangun kemitraan yang lebih kuat dan berkelanjutan," ungkapnya.

Sejalan hal itu, dalam konferensi tahunan Asia-Pacific Regional Conference on Early Childhood Development (ECD) 2025 yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC), 1–3 Juli di Manila, turut menyoroti pentingnya peningkatan layanan ECD yang inklusif dan adil.

Acara itu juga membahas tentang tata kelola lokal yang efektif bagi tumbuh kembangnya anak.

Asia-Pasifik jadi tempat tinggal 60% populasi anak di dunia, sayangnya akses masih timpang

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |