jabar.jpnn.com, CIMAHI - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi masih kesulitan dalam mencari solusi penanganan sampah di wilayahnya. Adapun saat ini Kota Cimahi dinyatakan darurat sampah dengan banyaknya sampah yang harus masuk ke tempat pembuangan sementara (TPS).
Bahkan dalam sepekan ini Pemkot tidak akan menarik sampah dari rumah warga karena akan mengolah lebih dulu sampah yang sudah dibuang beberapa waktu ke belakang.
Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira mengatakan, sampah menumpuk karena ada penurunan jatah pembuangan ke TPA Sarimukti.
Di sisi lain, masyarakat dan pelaku usaha banyak yang tidak mengolah sampah lebih dulu sehingga semua langsung dibuat ke TPS yang mengakibatkan penumpukan.
"Sekarang banyak timbunan sampah di pinggir jalan raya maupun pemukiman karena mereka ingin cari jalan cepat dengan buang sampai ke sungai atau lainnya," kata Adhitia di Cimahi, Jumat (25/4/2025).
Di masa darurat ini Pemkot Cimahi juga menyiapkan kucuran dana mencapai Rp600 juta untuk penanganan sampah.
Jika memang jumlah ritase untuk masuk ke TPA Sarimukti tidak bisa ditambah, Pemkot berencana membuangnya ke sebuah perusahaan di Citerep, Bogor.
Hanya saja pembayaran sampah basah per ton cukup mahal mencapai Rp378 ribu. Harga ini bisa lebih murah ketika sampah yang dibuang ke sana adalah sampah kering hasil pengolahan masyarakat.