jatim.jpnn.com, SURABAYA - Hubungan ekonomi antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat capaian signifikan.
Dalam gelaran Misi Dagang dan Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, nilai transaksi antara pelaku usaha kedua daerah mencapai Rp1,882 triliun. Capaian ini menjadi yang tertinggi dari total 46 kali pelaksanaan misi dagang Jatim di berbagai provinsi.
Capaian tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Forum Silaturahim dengan Masyarakat NTT asal Jawa Timur di Hotel Harper Kupang, Kamis (6/11) malam.
Dia mengatakan kekuatan hubungan ekonomi ini tidak lepas dari harmonisasi sosial, kedekatan budaya, dan tingginya aktivitas pelaku usaha Jatim di NTT.
“Artinya, kekuatan ekonomi antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur ini luar biasa. Banyak pelaku usaha dari Lamongan, Madura, hingga Banyuwangi yang aktif di sini, terutama di sektor kuliner. Ini bukti simbiosis antara penjual dan pembeli. Bumbunya masyarakat Lamongan ternyata cocok dengan selera masyarakat Kupang dan NTT,” kata Khofifah.
Khofifah menegaskan bahwa keberhasilan misi dagang di NTT menjadi bukti kuatnya konektivitas ekonomi antarwilayah.
Dia juga mendorong agar kebersamaan masyarakat Jatim di NTT terus menjadi jembatan kolaborasi yang memperluas peluang usaha dan investasi.
“Paguyuban masyarakat NTT asal Jawa Timur harus menjadi penguat dari seluruh proses pembangunan di NTT dan harus tetap guyub rukun. Karena ini memang identitas masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.



















































