jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto melakukan efisiensi anggaran mengalami pro-kontra, bahkan dia memberikan julukan ‘raja kecil’ kepada pihak yang berani melawan efisiensi dan merasa kebal hukum.
Dia kemudian menjelaskan latar belakang rencana pengencangan sabuk APBN tersebut. Indonesia adalah negara yang amat kaya, tetapi kekayaannya terus digerus dan digunakan untuk hal tidak produktif.
“Saya benar-benar merasa mendapatkan kekuatan hari ini dan setiap saya turun melihat rakyat di mana-mana, saya ke mana-mana merasakan rakyat Indonesia menangkap, sudah tidak bisa dibohongi lagi,” kata Prabowo saat memberikan pidato dalam pembukaan Kongres ke-18 Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Senin (10/2).
Karena itu, Prabowo meminta efisiensi anggaran di berbagai lembaga dengan tujuan penghematan. Dia meyakin program yang berasal dari niat baiknya itu akan berdampak baik bagi negara.
“Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu pengeluaran-pengeluaran yang mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong Saya ingin dihentikan dibersihkan,” ujarnya.
Meski tujuannya baik, Prabowo mengungkapkan masih ada pihak yang menentangnya. Dia mengatakan pihak-pihak yang melawannya ini merasa kebal hukum karena merupakan bagian dari birokrasi.
“Ada yang melawan saya ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum merasa sudah menjadi raja kecil,” ucapnya.
Meski mendapatkan perlawanan, Prabowo tetap akan melanjutkan program efisiensi anggaran ini agar dana yang dihemat bisa disalurkan untuk hal yang lebih penting.