jatim.jpnn.com, PONOROGO - Detak jarum jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Suara kokok ayam saling bersahutan menandakan matahari mulai beranjak bangun, di Kabupaten Ponorogo, Rabu (22/10).
Suasana sunyi dan hening perlahan hidup seiring langkah kaki seorang petani bernama Imam Marjuni warga Kelurahan Patihan Wetan, Kecamatan Babadan.
Laki-laki berusia 65 tahun itu siap menjemput rezeki. Sambil membawa beberapa perlengkapan tani, perlahan lahan ia mengendarai sepeda motor bebek menuju ke sawah sekira jam 07.00 WIB
Semangatnya tak pernah surut, seperti biasa dia mengenakan kaos oblong, topi caping yang melindungi dari ganasnya matahari, sepatu boots yang menemainya menembus lumpur sawah.
Tak ketinggalan, sebuah rantang berisi perbekalan sederhana menjadi teman setia kala perut terasa keroncongan setelah setengah hari mengurus ladang.
Tujuan Imam pagi itu adalah mengurus 5600 meter persegi sawahnya yang terletak di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan.
“Saya biasanya pakai sepeda motor, kalau ke sawah ya sendiri. Rutin tiap pagi jam 07.00 selalu berangkat,” kata Imam.
Jarak tempuh antara rumah dan sawahnya hanya memakan waktu 12 menit. Setibanya di sawah, Imam mulai melakukan pemeliharaan terhadap padi yang ditanam sejak bulan September 2025 atau memasuki musim tanam kedua.



















































