jpnn.com, JAKARTA - Gangguan irama jantung (Aritmia) masih menjadi salah satu penyebab utama gangguan kardiovaskular yang sering kali terabaikan masyarakat.
Memeriksa denyut nadi menjadi langkah sederhana deteksi dini gangguan irama jantung (Aritmia).
Menyusul hal ini, tercetus kampanye 'MEraba NAdi SendiRI (MENARI)' sebagai bagian dari gerakan global Pulse Day 2026.
Kampanye tersebut mengajak masyarakat lebih peduli terhadap irama jantung, sebelum terlambat dan berakibat fatal.
Head of Pulse Day Task Force, Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC menyatakan pihaknya berkomitmen meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pelayanan bagi pasien dengan gangguan irama jantung di kawasan Asia Pasifik.
"Dengan visi 'To promote the excellence and advancement in the study and care of the patients with cardiac rhythm disorders in the Asia-Pacific region', APHRS menjadi wadah kolaborasi lintas negara bagi para tenaga medis, peneliti, dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, memperkuat inovasi ilmiah, serta memperluas akses terhadap layanan kardiologi yang berkualitas," kata Dicky di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, baru-baru ini.
Pulse Day diperingati setiap 1 Maret sebagai pengingat bahwa satu dari tiga orang di dunia berisiko mengalami aritmia serius sepanjang hidupnya.
Tahun ini, APHRS memimpin pelaksanaan Pulse Day dengan dukungan dari berbagai organisasi terkait.





















































