jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior sekaligus Direktur Program dan Kebijakan Prasasti, Piter Abdullah, menyoroti kinerja awal Danantara dalam setahun masa kerja Kabinet Merah Putih.
Sejak diresmikan pada 24 Februari 2025, Danantara masih belum berperan siginifikan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dalam mengelola aset negara dan BUMN secara profesional juga transparan, sebagaimana fungsinya.
Menyoroti hal ini, Piter Abdullah menilai Danantara menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari perkiraan awal.
"Apa yang kita bayangkan, ternyata benturan-benturan dan tantangannya jauh lebih sulit," ujar Piter di kawasan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menurut Piter, kesulitan utama yang dihadapi Danantara terkait kompleksitas internal di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di mana menjadi fokus kerjanya.
Dia membocorkan hasil perbincangan dengan salah satu petinggi Danantara, yang menyebut belantara BUMN ternyata jauh lebih kompleks dari apa yang dibayangkan.
"Kondisi yang ada di dalam BUMN, ternyata begitu banyak yang harus diperbaiki," jelas Piter, mengindikasikan masalah internal BUMN menuntut penyesuaian target awal Danantara.
Oleh karena itu, Piter menyarankan agar publik dan pemerintah memberikan waktu yang memadai kepada Danantara untuk menata diri dan menyesuaikan strategi.