Tolak Soeharto Jadi Pahlawan, Anita Wahid Kisahkan Ancaman Pembunuhan ke Gus Dur

2 hours ago 17

Tolak Soeharto Jadi Pahlawan, Anita Wahid Kisahkan Ancaman Pembunuhan ke Gus Dur

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Anita Wahid (kedua kiri). Foto: Dok. Antara

jpnn.com, JAKARTA - Anita Wahid, aktivis Gusdurian, mengungkap kisah kelam berupa teror dan intimidasi yang dialami keluarganya secara langsung di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kesaksian ini disampaikannya dalam diskusi berjudul "Menolak Soeharto Jadi Pahlawan" yang disiarkan di kanal Gerpol TV di YouTube.

Anita membuka kesaksiannya dengan nada tenang tetapi penuh emosi. Ia menegaskan bahwa tekanan terhadap Gus Dur dan keluarganya bukan sekadar wacana politik, melainkan teror nyata yang menyentuh kehidupan pribadi mereka.

“Sebagai anak dari Gus Dur, saya mengalami sendiri bagaimana hidup di bawah tekanan dan ketakutan di masa Soeharto,” ujar Anita.

Ia kemudian membeberkan bentuk teror yang paling membekas dalam ingatannya. “Setiap hari, tepatnya sekitar jam tiga atau jam lima sore, telepon rumah kami selalu berdering. Dari seberang sana, seorang lelaki dengan suara keras berkata: ‘Bilang bapakmu diam, atau nanti kamu akan saya kirimkan hadiah besar. Isinya kepala bapakmu,’” tutur Anita.

Anita menekankan bahwa ancaman mengerikan itu datang secara rutin. “Itu bukan kejadian sesekali. Hampir setiap hari telepon itu datang. Bayangkan, saya masih anak-anak waktu itu. Ancaman semacam itu menimbulkan trauma yang dalam,” katanya.

Pengalaman traumatis di masa kecilnya itulah yang menjadi salah satu alasan fundamental baginya untuk menolak pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. “Bagaimana mungkin seseorang yang menebarkan ketakutan, yang menggunakan kekuasaan untuk membungkam kritik, sekarang hendak disebut pahlawan nasional? Itu bentuk pengkhianatan terhadap ingatan para korban,” tegasnya.

Anita menilai bahwa melupakan kekerasan dan ketakutan yang ditanamkan rezim Orde Baru sama saja dengan menghapus penderitaan banyak orang. “Kita tidak boleh lupa. Ada banyak keluarga seperti kami yang menjadi korban. Kalau hari ini kita diam saja, itu artinya kita membenarkan cara-cara itu,” pungkasnya.

Kesaksian Anita Wahid ini menjadi pengingat publik bahwa di balik narasi pembangunan dan stabilitas, terdapat sisi gelap kekuasaan Soeharto yang menindas, membungkam, dan menebar teror hingga ke ranah keluarga, bahkan terhadap anak-anak. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Anita Wahid ungkap teror telepon ancam kirim kepala Gus Dur ke keluarga tiap hari, jadi alasan tolak Soeharto.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |