jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS terus mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.
Situasi ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran publik terhadap daya beli dan stabilitas keuangan, tetapi, ternyata juga mendorong peningkatan minat masyarakat terhadap instrumen investasi alternatif yang dinilai lebih tangguh dalam menghadapi pelemahan nilai tukar.
Melihat situasi tersebut, Upbit Indonesia, salah satu platform pertukaran aset kripto terdepan di tanah air membagikan strategi investasi kripto yang dapat dipertimbangkan masyarakat sebagai salah satu cara untuk menjaga nilai aset di tengah depresiasi mata uang fiat.
“Ketika nilai Rupiah terus tergerus, masyarakat mulai mencari alternatif investasi yang tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan moneter lokal. Dalam kondisi seperti ini, aset digital, termasuk stablecoin dan aset kripto utama, mulai dipertimbangkan sebagai opsi untuk menjaga nilai aset atau sebagai diversifikasi portofolio," ujar Resna Raniadi, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia.
Stablecoin umumnya memiliki nilai yang dipatok terhadap mata uang fiat seperti Dolar AS dan didukung oleh cadangan dengan nilai yang sama, sehingga cenderung lebih stabil dibandingkan aset kripto lainnya. Ini menjadikannya alternatif bagi investor yang ingin menjaga daya beli tanpa terlalu terdampak volatilitas pasar.
Di sisi lain, aset digital berkapitalisasi besar seperti Bitcoin dan Ethereum sering dipertimbangkan oleh investor jangka panjang karena karakteristiknya yang terdesentralisasi serta potensi pertumbuhannya di masa depan, terutama dalam konteks ekonomi global yang dinamis.
Namun demikian, Upbit Indonesia menekankan pentingnya edukasi dan kehati-hatian dalam berinvestasi di aset kripto.
“Kami mengajak para investor, baik pemula maupun yang berpengalaman, untuk terus memperdalam pengetahuan mereka, mengikuti perkembangan pasar secara aktif, dan selalu menerapkan prinsip investasi yang bijak. Pengelolaan risiko dan pemahaman terhadap aset yang dibeli adalah kunci,” tambah Resna.