jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Untag Surabaya dr Adinda Istantina, Sp.KJ memberikan penjelasan terkait gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) serta gejala, penyebab, serta pengaruh media sosial.
“NPD adalah gangguan mental yang ditandai oleh masalah superioritas, haus validasi, dan kecenderungan meremehkan orang lain,” jelas dr Dinda, Kamis (22/5).
Penderita NPD umumnya tidak menyadari dirinya mengalami gangguan karena merasa selalu benar dan menolak pendapat orang lain.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual (DSM) of Mental Disorders, seseorang dapat dikategorikan memiliki NPD jika memenuhi lima dari sembilan kriteria, yaitu percaya diri yang berlebihan, haus validasi berlebihan, rasa berhak untuk diistimewakan.
Kemudian fantasi akan prestasi atau kekuasaan, butuh kekaguman dari orang lain, cenderung mengeksploitasi hubungan, kurang empati, iri terhadap orang lain atau merasa orang iri padanya, sombong dan sangat sensitif terhadap kritik.
Dokter Dinda mengungkapkan media sosial berperan besar dalam membentuk karakter narsistik, terutama pada generasi muda.
“Media sosial memberi ruang validasi instan. Jika tidak mendapat cukup ‘likes’ atau pujian, seseorang bisa kecewa, sakit hati, bahkan melakukan hal manipulatif untuk mendapat perhatian,” jelasnya.
Dia menyebutkan beberapa faktor medis yang menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan neurobiologi otak, terdapat penurunan volume pada bagian otak yang mengatur empati dan perhatian, faktor genetik atau keturunan, dan lingkungan tumbuh kembang, seperti pola asuh yang terlalu memanjakan atau sebaliknya, sangat menekan