jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar peringatan 27 tahun Reformasi 1998 yang sekaligus menandai milad pertama lembaga tersebut pada Selasa (20/5).
Acara yang berlangsung di kampus UII ini mengusung tema “Menolak Lupa Amanat Reformasi 1998”, sebagai bentuk refleksi kritis terhadap perjalanan demokrasi Indonesia pascatumbangnya rezim Orde Baru.
Ketua PSAD UII Masduki dalam sambutannya mengatakan bahwa semangat reformasi harus terus dirawat dan dihidupkan.
Meski Soeharto telah lengser, PSAD menilai bahwa budaya politik Orde Baru masih membayangi kehidupan berbangsa.
“Reformasi kini bisa jadi hanya mitos, dirayakan sebagai perubahan simbolik, bukan perubahan substantif. Kesejahteraan sebagai tujuan akhirnya pun belum tercapai,” ujarnya.
Masduki juga menyampaikan penghormatan kepada para pejuang reformasi yang telah gugur, mulai dari korban Tragedi Trisakti, Semanggi, hingga Gejayan.
Menurut dia, buah reformasi memang telah dinikmati lewat sistem politik yang lebih terbuka, tetapi pada saat yang sama aksi-aksi politik yang mengkhianati amanat reformasi juga kian marak.
Pada momentum peringatan 27 tahun Reformasi 1998, PSAD UII mendesak agar Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan kroni-kroninya bertanggung jawab atas rusaknya tatanan demokrasi.