jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sebagian besar wilayah Jawa Tengah (Jateng) dilanda banjir dan tanah longsor. Legislator Jateng menilai setidaknya 15 kabupaten/kota terdampak itu merupakan konsekuensi yang dihadapi saat musim hujan tiba.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mengatakan sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) ihwal penanganan bencana hidrometeorologi tersebut.
"Yang namanya musim hujan, BPBD sudah kami koordinasikan untuk mengevakuasi (korban, red). Ini menjadi konsekuensi kita bahwa setiap ada pergantian musim ada bencana banjir, longsor, dan sebagainya," kata Sumanto, Kamis (23/1).
Dalam hal ini, pihaknya menekankan pemerintah dalam penanganan banjir maupun longsor untuk memetakan daerah rawan bencana kembali. Menurutnya, upaya tersebut bagian mitigasi untuk meminimalisir dampak, dan kerugian.
"Oleh sebab itu kita harus memetakan kembali kemarin yang sudah dilakukan, sehingga ke depannya setiap ada bencana kita sudah sigap," kata Sumanto.
Menurut Sumanto, bencana yang terjadi memang disebabkan karena dua hal, yaitu faktor alam, dan manusia. Untuk faktor alam seperti banjir, dan longsor, manusia tidak bisa menolaknya.
"Kalau yang alam, ini kita tidak bisa menolak, kan namanya bencana, dan kebakaran juga tidak bisa menolak," kata Sumanto.
Dalam hal ini, dia menyampaikan pentingnya kecepatan dalam penanganan bencana. Termasuk mitigasi di antaranya dengan mengevaluasi pembangunan di daerah pegunungan, dan perbukitan.
