Beban Kasus Dengue Membengkak, BPJS Kesehatan Dorong Sistem Antisipatif

2 hours ago 17

Beban Kasus Dengue Membengkak, BPJS Kesehatan Dorong Sistem Antisipatif

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ilustrasi kartu BPJS Kesehatan. Foto: dok BPJS Kesehatan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat lonjakan kasus dengue yang signifikan pada tahun 2024, dengan total 1.068.881 kasus.

Dari jumlah tersebut, 98,7% atau 1.055.255 pasien memerlukan rawat inap.

Peningkatan kasus ini berdampak langsung pada klaim biaya perawatan yang ditanggung BPJS Kesehatan.

Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati menyoroti besarnya beban pembiayaan yang harus ditanggung BPJS untuk penanganan dengue.

Klaim biaya perawatan akibat dengue melonjak dari sekitar Rp1,5 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp2,9 triliun pada 2024.

Hal ini menunjukkan beban dengue terhadap sistem JKN dan keuangan negara sangat besar, dan sebagian besar berasal dari kasus rawat inap yang seharusnya bisa dicegah.

"Ketika data klaim BPJS menunjukkan kasus empat kali lebih banyak dari laporan nasional, itu tanda bahwa kita harus memperbaiki sistem pelaporan dan deteksi dini," ujar Lily Kresnowati di gedung MPR RI, Jakarta, baru-baru ini.

Dia menyatakan perlu adanya pergeseran sistem yang reaktif menjadi sistem yang antisipatif.

Lonjakan kasus Dengue menjadi membengkaknya beban pembiayaan yang ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |