jpnn.com - Spontan. Saya mau mencium kakinya. Di depan umum. Di depan para pengusaha besar Tionghoa di Jakarta.
Begitu besar rasa terima kasih saya pada orang tua itu: The Nin King. Yang jenazahnya dimakamkan hari ini. Di pemakaman keluarga. Di Cipanas.

Cium kaki itu karena Pak The Nin King memenuhi permintaan saya: menyelamatkan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Proyek itu sudah telantar sekitar 20 tahun. Berbagai upaya meneruskannya gagal.
Separuh badan patungnya sudah terpasang --bagian bawah. Sedang bagian atas dan kepalanya masih berserakan di tanah.
Melihat gerakan saya akan mencium kakinya, Pak The menghindar. Yang penting ia tahu bahwa saya tulus berterima kasih padanya.
Rabu kemarin saya mesong ke tempat persemayaman jenazah Pak The. Di Grand Heaven Jakarta. Lantai dasar rumah kematian itu dibuka semua. Hanya untuk pelayat satu jenazah Pak The --biasanya dibagi untuk enam jenazah.

.jpeg)




















































