jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menganggap wajar sikap Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menolak opsi APBN menalangi utang pembangunan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh.
"Sebetulnya, kan, ya, itu berpikiran logis, betul," kata Hero sapaan Herman Khaeron ditemui awak media di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/10).
Seban, kata Hero, pemerintah sudah tidak lagi menerima dividen dari BUMN setelah dialihkan ke BPI Danantara.
"Sekarang, kan, dividennya dikelola oleh Danantara. Logis saya kira pernyataan itu," lanjut Sekjen Demokrat itu.
Namun, Hero menganggap Danantara tidak bisa serta merta diberikan kewenangan menanggulangi utang Whoosh.
Hero menganggap tidak adil bagi Danantara yang memperoleh dividen dari bank, malah membiayai utang Whoosh.
"Nah, ini yang harus dirumaskan kembali. Menurut saya masih banyak cara yang bisa dilakukan," ujar dia.
Sebelumnya, Menkeu Purbaya menolak opsi APBN dipakai menalangi utang Whoosh yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).






.jpeg)















































