jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dinas Pendidikan Jatim meluncurkan program Sekolah Digital sebagai upaya menjawab tantangan era teknologi yang kian berpengaruh pada dunia pendidikan.
Sebanyak 13 SMA ditunjuk sebagai pilot project, di antaranya SMAN 2 Surabaya, SMAN 10 Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, hingga SMAN Taruna Madani Pasuruan.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai menjelaskan Sekolah Digital hadir untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana meningkatkan kompetensi siswa dan meringankan beban tenaga pendidik, apalagi setiap tahun banyak guru memasuki masa pensiun.
“Konsep Sekolah Digital bukan berarti semua aspek kehidupan sekolah dilakukan secara digital. Teknologi dipakai untuk meningkatkan kompetensi. Misalnya, absensi siswa dihitung dengan kamera. Sistem juga bisa mendeteksi guru yang hadir, memberi tugas, atau tidak masuk mengajar,” ujar Aries, Kamis (28/8).
Dia menambahkan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) akan memberi warna baru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Selain itu, ada integrasi teknologi dengan metode konvensional. Misalnya, tulisan tangan siswa yang dipindai lalu diunggah sebagai bahan diskusi.
Untuk mendukung program ini, pemerintah menyediakan Learning Management System (LMS) berbasis aplikasi Moodle yang dipakai dalam pembelajaran dan penilaian. Guru-guru yang terlibat pilot project juga telah mendapat pelatihan untuk mengisi konten LMS, membuat soal, hingga melakukan evaluasi.
“Kalau berhasil, Sekolah Digital akan diperluas ke sekolah lain karena membentuk sekolah digital tidak mudah, butuh guru yang siap dan kompeten dalam digitalisasi,” kata Aries.