jatim.jpnn.com, SURABAYA - Aktivis '98' Jawa Timur menilai aksi demonstrasi di beberapa daerah sejak 25-30 Agustus 2025 merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kinerja elit-elit politik, khususnya DPR RI.
Salah satu Aktivis ‘98’ Jawa Timur Syafii Untag mengatakan kekecewaan yang tak lagi bisa dibendung berakhir dengan kericuhan aksi di beberapa daerah, termasuk pembakaran gedung-gedung milik pemerintah.
Atas hal ini, pihaknya juga ingin mengambil peran untuk mengkritik pemerintah dengan menyampaikan sepuluh tuntutan.
"Kondisi politik di negeri ini yang semakin meningkat ke arah yang menurut kami dapat mengganggu stabilitas keamanan negara. Jadi, sudah menjadi kewajiban moral dan politik bagi kami Aktivis '98' Jawa Timur untuk menyikapi kondisi saat ini," ujar Syafii saat konferensi pers di Surabaya, Senin (1/9).
Pihaknya tak ingin kerusuhan yang terjadi di Surabaya semakin meluas. Untuk itu, Aktivis '98' berkonsolidasi menyatakan sikap agar stabilitas tetap terjaga.
"Kami tidak ingin Kerusuhan ini meluas atau eskalasi ini meningkat makin jauh sehingga beberapa dari kami dan ini kami masih upayakan untuk terus mengkonsolidasikan Aktivis' 98' maupun gerakan-gerakan lain agar bisa bersatu tetap menjaga kondisi atau stabilitas keamanan negara baik," jelasnya.
Berikut 10 tuntutan Aktivis '98' Jawa yang mereka namai Sepuluh Tuntutan Rakyat (Sepultura):
1. Sahkan RUU Perampasan Aset Koruptor.