jateng.jpnn.com, BANYUMAS - Seorang dokter di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi korban penipuan dan pemerasan daring (scamming) seusai mengangkat panggilan video dari nomor tak dikenal. Kasus ini kini tengah ditangani Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Banyumas.
Kasatreskrim Polresta Banyumas Kompol Andriansyah Rithas Hasibuan mengonfirmasi pihaknya telah menerima laporan dan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus yang diduga melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tersebut.
"Saksi yang kami periksa sudah empat orang. Kasus ini masih terus kami dalami. Ini peringatan bagi semua untuk lebih waspada terhadap nomor asing yang masuk ke ponsel," kata Kompol Andriansyah kepada wartawan di Purwokerto, Kamis (22/5).
Kasus ini bermula dari kepedulian sang dokter terhadap pasien. Sekitar Maret 2025, korban menerima panggilan video dari nomor tak dikenal dan langsung diangkat karena khawatir itu pasien yang butuh bantuan.
Namun, bukannya konsultasi medis, panggilan itu justru berujung mimpi buruk. Tak lama setelahnya, korban menerima pesan WhatsApp berisi tawaran kerja sama bisnis dengan nilai investasi ratusan juta rupiah. Sang dokter menolak.
Ancaman pun muncul. Pelaku mengklaim memiliki video tidak senonoh sang dokter dan mengancam akan menyebarkannya. Awalnya, korban mengabaikan karena yakin tak pernah membuat video semacam itu.
Namun ancaman jadi kenyataan. Pada 24 April 2025, video asusila itu tersebar ke keluarga dan rekan kerja korban. Tiga hari berselang, korban melapor ke Polresta Banyumas dengan didampingi pengacaranya, Prih Utami.
"Kami ingin pelaku ditindak tegas. Hanya karena mengangkat video call beberapa detik, klien kami harus menanggung beban sosial dan psikologis yang besar. Kami tak ingin ini menimpa orang lain," tegas Prih. (antara/jpnn)
