kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (DPKP Kalsel) mengevaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program sektor pertanian, terutama bidang tanaman pangan, sebagai dasar penyusunan rencana program 2026.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP Kalsel Rachmawati menyampaikan evaluasi akhir tahun merupakan langkah strategis untuk melihat capaian sekaligus hambatan program selama 2025.
“Ini sudah akhir tahun, Desember sudah mendekati penutupan. Tentunya kami mengevaluasi kegiatan-kegiatan setahun sebelumnya yaitu 2025, sekaligus merancang rencana kegiatan tahun 2026,” ujar Rahmawati.
Dia menyoroti satu poin penting yang menjadi perhatian utama pada tahun ini, yakni tata cara penyimpanan benih oleh petani.
Menurutnya, meskipun benih yang disalurkan pemerintah berkualitas baik, kerusakan masih terjadi karena penanganan yang kurang tepat di lapangan.
“Khususnya terkait benih, kami melihat ke depan harus ada sosialisasi atau bimbingan teknis tentang tata cara penyimpanan benih di tingkat petani. Ini penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan evaluasi, masih banyak petani yang tidak langsung menanam benih karena beberapa faktor, seperti proses olah tanah yang memerlukan waktu hingga satu bulan serta kendala cuaca, termasuk banjir atau genangan.
“Selama masa menunggu itu, benih disimpan oleh petani. Namun sering kali penyimpanannya sembarangan di teras rumah, kena hujan, kena panas, ini yang membuat benih rusak dan kualitasnya turun. Padahal saat kita salurkan, benih dalam kondisi sangat bagus,” kata Rahmawati.



















































