jpnn.com, JAKARTA - Persaingan masuk Akademi Kepolisian (Akpol) sangat ketat, menuntut calon Taruna memiliki kecerdasan akademik sekaligus fisik yang prima.
Kunci sukses bukan hanya pada kemampuan, tetapi juga keterampilan mengatur waktu antara belajar dan latihan fisik.
Inilah yang diterapkan oleh para siswa di Tactical in Police, bimbingan belajar khusus TNI-Polri yang berbasis di Depok, Jawa Barat.
Berdiri sejak 2017, Tactical in Police dikenal dengan sistem pembinaan realistis dan disiplin tinggi, menyerupai atmosfer seleksi sungguhan.
Siswa dibiasakan mengikuti jadwal ketat sejak pagi, mulai dari latihan fisik, belajar akademik, hingga evaluasi malam. Meski padat, pola ini justru membentuk ketahanan fisik dan mental secara bertahap.
Steven Ngaba Waromy, siswa asal Papua Barat, menjadi salah satu contoh keberhasilan. Dia mengikuti program pembinaan penuh, menjalani latihan fisik teratur dan belajar efektif.
Setelah dua kali gagal, Steven akhirnya lolos seleksi Akpol 2024. Siswa lain seperti Enrique Claudio Mikael Palit juga berhasil lolos setelah menambah porsi latihan mandiri di luar jam resmi.
Untuk ujian akademik, Tactical in Police menerapkan metode belajar terstruktur dengan pendekatan simulatif. Siswa tidak hanya mempelajari materi, tetapi juga strategi mengerjakan soal dalam waktu terbatas.
.jpeg)
