jateng.jpnn.com, BATANG - Kasus dugaan keracunan yang menimpa sekitar 800 siswa SMK Kandeman dan SD Watesalit masih menunggu kepastian hasil uji laboratorium.
Pemerintah Kabupaten Batang belum dapat memastikan penyebab pasti insiden yang diduga berkaitan dengan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut.
Bupati Batang Faiz Kurniawan menyampaikan program MBG tetap berjalan sebagaimana mestinya dan telah memenuhi standar keamanan pangan. Dia menegaskan langkah evaluasi akan diambil setelah hasil laboratorium keluar.
“Semuanya masih dalam proses pemeriksaan. Bila nanti hasil uji menunjukkan adanya ketidaksesuaian pada makanan, kami akan mengirim surat resmi ke Badan Gizi Nasional untuk meminta dilakukan audit dan peninjauan terhadap izin SPPG yang terkait,” kata Faiz di Batang, Kamis (6/11).
Di sela meninjau pelaksanaan program MBG di SDN 1 Pandansari, Kecamatan Warungasem, dia mengatakan satuan pelaksana pemenuhan gizi (SPPG) yang diduga terlibat kasus keracunan menimpa pada siswa, kini sudah dinonaktifkan sementara waktu.
Pemerintah daerah memastikan layanan MBG tetap berjalan dengan aman dan sesuai standar.
"Kami pastikan tidak ada lagi kejadian keracunan di daerah. Kalau ada satu saja terbukti akibat makanan dari SPPG maka kami akan minta izin operasionalnya dicabut," katanya.
Pihaknya akan menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) baru terkait dengan evaluasi menu program MBG di sekolah.



















































