jpnn.com, BANJARBARU - Keluarga korban pembunuhan jurnalis Juwita (23) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menyatakan penyidik Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin telah mengirim temuan sperma pada tubuh korban untuk uji laboratorium forensik di Jakarta. Pemeriksaan ini terkait kasus pembunuhan yang diduga melibatkan Kelasi Satu Jumran, oknum TNI AL.
"Tes DNA sperma bertujuan untuk memastikan apakah pelaku tunggal, karena sperma ditemukan pada jasad korban. Penyidik harus mengembangkan temuan ini untuk mengungkap dugaan pemerkosaan," kata kuasa hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, usai memenuhi panggilan penyidik di Denpomal Banjarmasin, Senin (7/4).
Pazri menjelaskan, jika hasil tes DNA membuktikan sperma hanya milik tersangka Jumran, kasus akan mengarah pada pelaku tunggal. Namun, ia menyayangkan rekonstruksi pembunuhan beberapa hari lalu yang tidak mencantumkan adegan dugaan kekerasan seksual.
"Penyidik menjelaskan, adegan pemerkosaan sengaja tidak ditampilkan untuk menghindari pemberitaan liar sebelum bukti benar-benar lengkap," ujarnya.
Saat ini, penyidik masih fokus pada dugaan pembunuhan berencana, sementara investigasi pemerkosaan terus dilakukan. Keluarga korban menunggu hasil tes DNA sperma yang dikirim ke Jakarta untuk memastikan identitas pelaku secara ilmiah.
"Selain sperma, kami juga menyerahkan video lima detik yang menunjukkan tersangka mengenakan pakaian usai melakukan kekerasan seksual di sebuah hotel Banjarbaru pada Desember 2024," tambah Pazri.
Hingga kini, Denpomal Banjarmasin telah memeriksa 13 saksi dan melakukan rekonstruksi 33 adegan pembunuhan pada Sabtu (5/4). Tersangka Jumran, yang sebelumnya bertugas di Lanal Balikpapan, kini ditahan selama 20 hari sejak Jumat (28/3) malam.
Korban, Juwita (23), merupakan jurnalis media online lokal di Banjarbaru dan telah memiliki sertifikasi uji kompetensi wartawan. Ia ditemukan tewas di Jalan Trans Gunung Kupang pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA. Awalnya diduga kecelakaan tunggal, namun tidak ada tanda-tanda kecelakaan di lokasi. Korban memiliki luka lebam di leher, dan ponselnya hilang.