jabar.jpnn.com, DEPOK - Abolisi yang diberikan Presiden Prabowo Subianto secara resmi kepada Tom Lembong dan amnesti untuk Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengundang perhatian banyak pihak.
Salah satunya, Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel. Dia menyebut bahwa amnesti dan abolisi itu sudah dipraktikkan sejak zaman presiden pertama Indonesia, Bung Karno.
Namun, memang pada masa itu amnesti dan Abolisi dikemas sedemikian rupa, sehingga narasinya terdengar sedap ditelinga dan juga terkesan gagah perkasa.
Misalnya, amnesti bagi pelaku makar, amnesti bagi pelaku pemberontakan, amnesti bagi tahanan politik.
Gagah bunyinya, masuk akal kalau kemudian hal itu disangkutpautkan dengan rekonsiliasi, dengan harmoni dan dengan persatuan.
“Namun kalau sekarang, saya merasa agak amis ya baunya, amnesti, abolisi, bagi terdakwa korupsi,” ucap Reza, dikutip dari dalam kanal youtube Reza Indragiri Amriel, pada Rabu (6/8).
“Di mana bagusnya? Katanya kejahatan luar biasa, tetapi kok dapat layanan istimewa?,” ucap Reza dengan keheranan.
Dirinya tak bisa memungkiri, bahwa memang ada aroma-aroma politik dalam kasus yang menimpa Tom Lembong dan juga Hasto Kristianto.