jatim.jpnn.com, MALANG - Kiprah sosial dan konsistensinya turun langsung ke masyarakat membuat Senator DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama mencuri perhatian publik. Dalam ajang detikJatim Awards 2025 yang digelar di Grand Mercure Malang Mirama, Rabu (5/11), sosok yang akrab disapa Ning Lia ini meraih penghargaan bergengsi.
Ajang tahunan tersebut menjadi wadah apresiasi bagi tokoh publik, pelaku usaha, dan komunitas yang dinilai memberi kontribusi positif bagi kemajuan Jawa Timur. Tahun ini terdapat enam kategori penghargaan, antara lain Anugerah Program Inovasi Pembangunan Terpuji, Anugerah Figur Akselerator Kemajuan, dan Anugerah Adiluhung bagi tokoh berjasa besar dalam perjuangan bangsa.
Proses seleksi dilakukan melalui kurasi ketat oleh dewan redaksi detikcom dan detikJatim, dengan mempertimbangkan aspek inovasi, inspirasi, dampak sosial, dan kontribusi nyata terhadap daerah.
Nama Lia Istifhama bukan sekadar populer karena garis keturunan tokoh besar. Keponakan Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu dikenal sebagai senator yang aktif turun ke lapangan. Dalam masa reses tahun ini, dia tercatat menyambangi sedikitnya 14 lokasi di berbagai wilayah Jawa Timur.
Bagi Lia, kegiatan reses bukan sekadar formalitas. Dia kerap menampung aspirasi warga, meninjau kondisi pendidikan, layanan kesehatan, serta pemberdayaan perempuan dan anak. Hasil temuannya selalu ia bawa dan suarakan dalam sidang-sidang resmi DPD RI di Senayan.
“Reses bukan sekadar kewajiban formal, ini bagian dari pengabdian. Kita harus dengar langsung keluhan dan harapan rakyat di lapangan,” ujar Lia yang juga pernah dinobatkan sebagai Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai Masyarakat versi ARCI.
Meski dikenal sebagai akademisi dan aktivis sosial, Ning Lia tetap tampil sederhana. Dia sering hadir tanpa protokol berlebihan dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi saat menyapa masyarakat hingga pelosok desa.
“Saya ingin publik tahu, saya juga pernah berjuang dari bawah-pernah menjadi marketing, karyawati biasa yang panas-panasan naik motor,” ungkap putri KH Maskur Hasyim itu.



















































