bali.jpnn.com, DENPASAR - Gubernur Wayan Koster mengatakan arah kebijakan pembangunan ekonomi kreatif di Bali disusun dengan memperhatikan kondisi riil masyarakat.
Menurut Koster, masyarakat Bali bisa kreatif karena kaya akan budaya dan warisan leluhur, meski tidak memiliki sumber tambang seperti daerah lain.
Gubernur Koster menyebutkan anak-anak muda Bali memiliki potensi kreatif yang luar biasa, yang dapat dilihat dari berbagai festival dan inisiatif komunitas.
Sebut saja PICA Fest, yang memunculkan berbagai karya kreatif seperti desain kaos dan produk lokal lainnya.
“Ekonomi kreatif di Bali harus dibangun dari basis lokal.
Kami tidak punya tambang, yang ada adalah budaya yang hidup.
Oleh karena itu, saya fasilitasi anak-anak muda yang kreatif, seperti dalam pembuatan produk fesyen, kriya, hingga digital. Ini basis untuk masa depan,” ujar Gubernur Koster saat menerima Menekraf Teuku Riefky Harsya.
Menurut Gubernur Koster, ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata yang sangat tinggi - sekitar 66 persen terhadap PDRB - menjadi pelajaran besar saat pandemi Covid-19.