jateng.jpnn.com, KEBUMEN - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) secara resmi membuka pelatihan Berdaya Finansial di Pendopo Kabumian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (6/11).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 pelaku usaha mikro dan menjadi langkah nyata pemerintah dalam mengubah pendekatan pembangunan ekonomi, dari sekadar penyaluran bantuan sosial menuju pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen, INAmikro, dan sejumlah mitra strategis, Kemenko PM menghadirkan pelatihan yang menekankan pada peningkatan kapasitas pelaku usaha, literasi keuangan, serta pemanfaatan teknologi digital.
UMKM dikenal sebagai tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap PDB dan penyerapan 97 persen tenaga kerja.
Di Jawa Tengah, Kebumen menempati posisi ketiga sebagai daerah dengan jumlah usaha mikro terbanyak. Namun, akses pembiayaan masih menjadi persoalan utama.
Data OJK per Februari 2025 mencatat rasio kredit macet (NPL) UMKM mencapai 4,15 persen, lebih tinggi dibandingkan sektor non-UMKM yang hanya 1,76 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM Leontinus Alpha Edison menjelaskan bahwa program Berdaya Finansial merupakan implementasi visi Presiden Prabowo untuk mengubah paradigma pembangunan masyarakat.
“Sebelumnya, pengentasan kemiskinan selalu dilihat dari sisi sosial sehingga identik dengan bantuan pemerintah. Kini orientasinya bergeser dari memberi menjadi memberdayakan. Melalui program Perintis Berdaya, kami membangun ekosistem konkret yang melibatkan banyak pemangku kepentingan agar masyarakat bisa belajar langsung dari mentor, berjejaring, dan mendapat pendampingan hingga mandiri,” ujar Leon.



















































