jatim.jpnn.com, SURABAYA - Lebih dari 150 mahasiswa dan akademisi dari Indonesia dan Malaysia turun langsung ke jantung Kota Surabaya untuk menghidupkan kembali narasi warisan arsitektur dan budaya kota.
Kegiatan bertajuk Cross-Cultural Learning Journey: Discovering Surabaya Heritage ini merupakan kolaborasi lintas negara yang melibatkan Universitas Ciputra Surabaya (UC), TAR UMT Malaysia, Balai Pemuda, dan PTPN I, dengan dukungan komunitas Urban Sketchers Surabaya dan Pernak-pernik Surabaya Lama (PSL).
Melalui kegiatan heritage walk dan urban sketching, para peserta menelusuri kawasan bersejarah seperti Gedung Internatio, Jembatan Merah, Gedung Singa, kantor PTPN I, dan Balai Pemuda—deretan ikon peninggalan kolonial yang menjadi saksi perubahan Surabaya dari kota pelabuhan menjadi kota metropolitan.
Dosen Arsitektur sekaligus Dean School of Creative Industry Universitas Ciputra Dr Susan mengatakan kegiatan ini bukan sekadar menggambar bangunan bersejarah.
“Sketsa yang dihasilkan bukan hanya karya estetika, tetapi catatan visual atas memori kota. Karya-karya ini akan dipamerkan dalam joint exhibition TAR-UMT x UC x Urban Sketchers di Balai Pemuda—menghadirkan dialog antara masa lalu dan masa depan arsitektur kota,” ujar Susan.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi ruang refleksi urban bagi generasi muda untuk memandang ulang kota mereka. Bukan sekadar jalan-jalan dan menggambar, tetapi tentang memahami warisan kota sebagai ruang hidup.
“Dengan keterlibatan mahasiswa Malaysia dan Indonesia, kami belajar melihat Surabaya melalui dua kacamata budaya. Harapannya, lahir kesadaran baru untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan kota melalui pendekatan kreatif,” tuturnya.
Program ini juga memperkuat citra Surabaya sebagai kota heritage dan kreatif di tingkat internasional.



















































