jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) bekerja sama dengan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga menggelar acara bedah buku berjudul “Suara Demokrasi Dari Akar Rumput: Problematika, Praktik Baik dan Peta Jalan Demokrasi di DIY” pada Senin (28/4).
Bertempat di ruang perpustakaan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, acara ini dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, jaringan aktivis, serta komunitas masyarakat sipil.
Buku “Suara Demokrasi Dari Akar Rumput” menghadirkan refleksi kritis atas perjalanan demokrasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyajikan analisis tantangan, praktik baik, serta rekomendasi untuk membangun sistem demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Diskusi dalam acara ini menjadi ruang bertemunya berbagai perspektif untuk menyoroti realitas demokrasi di tingkat lokal.
Salah satu penulis dan Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Iklim Jogja (JAMPLIKIM Jogja), Heronimus Heron, menekankan bahwa persoalan demokrasi tidak hanya berkaitan dengan politik elektoral, tetapi juga menyangkut kehidupan sehari-hari.
Ia menyoroti isu pengelolaan sampah di Yogyakarta sebagai contoh konkret problematika di akar rumput.
“Kenapa sampah di Jogja belum selesai, padahal di Kelurahan Panggungharjo bisa berhasil mengelola sampah?” ujarnya.
Yogi Zul Fadhli dari Lembaga Bantuan Hukum Suarkala menyoroti masih kuatnya feodalisme dalam birokrasi DIY. Ia menyebut meski birokrasi DIY secara struktural tampak modern, tetapi secara kultural masih membawa nuansa kerajaan yang menciptakan sikap antikritik dan melemahkan kontrol masyarakat.