jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai reshuffle kabinet Prabowo Subianto sudah di depan mata.
Hal ini menyusul pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sedang membongkar karut-marut kerja menteri-menteri di kabinet Prabowo.
Dia menyebutkan pola kerja beberapa menteri mengecewakan dan miris jika realitasnya mengambil keputusan atau kebijakan tanpa disertai kajian yang lebih komprehensif.
"Tanpa kajian yang lebih mendalam, akhirnya masalah sepele yang bisa diselesaikan di kementeriannya malah menjadi beban masalah bagi Presiden," kata Efriza kepada JPNN.com, Kamis (27/6).
"Jika sudah memalukan cara kerja dari menteri di kementerian terkait, apalagi jika yang sudah punya pengalaman di kabinet sebelumnya tapi pola kerjanya tidak bagus, lalu untuk apa dipertahankan," lanjutnya.
Dia menjelaskan jika Presiden Prabowo tidak segera melakukan reshuffle, permasalahan strategis yang semestinya dikerjakan Presiden malah beresiko terabaikan karena terus mempertahankan kinerja menteri yang tidak becus bekerja.
"Reshuffle seharusnya tidak lagi dinilai pilihan, tetapi sudah waktunya, karena menteri sudah tidak bisa kerja dengan baik dan tidak memahami pula pengambilan keputusan atau kebijakan yang tepat, semestinya tidak perlu lagi dipertahankan," tegasnya.
Namun, menurut Efriza, Prabowo masih memiliki beberapa perhitungan sebelum melakukan reshuffle.