jpnn.com, JAKARTA - Pasukan Komando Operasi atau Koops Habema TNI bersama masyarakat bergotong royong dalam pembangunan gereja paskateror yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya.
Panglima Komando Operasi (Pangko-ops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan teror yang disertai serangan mematikan oleh kelompok sparatis bersenjata beberapa waktu lalu meninggalkan luka dan rasa trauma mendalam.
Untuk itu, Lucky bersama anggota turun langsung tangan membantu masyarakat untuk membangun atau memugar gereja untuk tempat beribadah.
“Sama halnya dengan Masjid, Pura atau Wihara, Gereja bukan hanya tempat peribadatan semata, tetapi sejatinya, rumah ibadah adalah pusat peradaban umat yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” kata Lucky kepada wartawan, Kamis (26/6/2025).
Sebagai pusat peradaban umat, lanjut Peraih Adhi Makayasa 1996 ini, rumah ibadah tidak hanya menjadi tempat suci untuk berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi juga menjadi pusat lahirnya dan berkembangnya nilai-nilai luhur, ilmu pengetahuan, sosial budaya serta ekonomi masyarakat.
Lucky memastikan keikutsertaan aktif anggotanya dalam pembangunan maupun pemugaran gereja di Papua, adalah wujud nyata hadirnya negara dalam melindungi kebebasan setiap warga untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesui agamanya masing-masing, sebagaimana termakjub dalam Pasal 28 dan 29 UUD 1945.
“Setahu saya, gereja sering menjadi lembaga pertama yang memperkenalkan pendidikan formal di banyak wilayah Papua, terutama di daerah pedalaman. Banyak sekolah dan fasilitas pendidikan awal didirikan oleh misionaris dan dikelola oleh gereja. Hingga kini, gereja masih berperan penting dalam mendukung pendidikan masyarakat,” tutur Lucky.
“Wajar jika masyarakat dunia khususnya Orang Asli Papua sangat marah ketika OPM menjadikan gereja sebagai sasaran teror. Selain merusak dan membakar gereja, OPM dengan kejinya menembak umat yang tengah beribadah serta pekerja pembangunan gereja,” ungkap Lucky.