jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD/MPR daerah pemilihan Provinsi Papua Barat Daya Paul Finsen Mayor mengkritisi program makan bergizi gratis yang menjadi andalan Presiden Prabowo.
Menurutnya, pendidikan gratis dan berkualitas lebih dibutuhkan dibandingkan dengan makan bergizi gratis, terutama bagi beberapa wilayah Indonesia Timur yang merupakan daerah miskin versi Badan Pusat Statistik (BPS).
"Saya sebagai wakil rakyat daerah, setelah turun ke masyarakat kami mendapat berbagai masukan bahwa yang lebih diperlukan adalah pendidikan gratis bukan makan bergizi gratis. Ini suara dari masyarakat Papua yang notabene daerah miskin berdasarkan survei BPS. Karena menurut mereka kalau untuk makan saja masih bisa diperoleh dari kerja kasar atau hal lain, dalam artian hal ini sudah menjadi tanggung jawab keluarga," ujar Paul Finsen dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).
Dia mengatakan meskipun mendapat makan bergizi gratis, sementara biaya pendidikan tidak gratis, hal itu akan menjadi masalah dan tekanan psikologis bagi siswa-siswi. Misalnya saja ketika mereka ditanya kenapa belum membayar uang sekolah dan lainnya.
"Oleh karena itu, yang menjadi catatan kritis untuk mendorong pembangunan berkelanjutan Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mendorong pendidikan gratis dan berkualitas, baru kemudian makan bergizi gratis," kata dia.
Menurut PFM, bukan dirinya tidak setuju dengan program makan bergizi gratis. Namun, dia mengimbau pemerintah untuk memikirkan skala prioritas.
Persoalan yang mendesak harus diatasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tentunya masalah biaya.
"Pendidikan merupakan sebuah investasi masa depan untuk putra putri bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Namun, mirisnya bagaimana persoalan biaya pendidikan yang dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan tidak terjangkau bagi masyarakat. Ini yang lebih perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah," tegas pria yang suka mengkuncir rambut ini. (rhs/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: