kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bergerak cepat untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter dengan mendistribusikan migor produksi lokal.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Ahmad Bagiawan mengatakan setelah melalui serangkaian koordinasi intensif, Kalsel akhirnya berhasil mengantongi izin produksi lokal dari Kementerian Perdagangan untuk menyuplai minyak curah ke pasar Banua.
"Selama ini masalah utama terletak pada tersendatnya pasokan dan izin repacking dari pusat," katanya.
Dia mengatakan problem MinyaKita di Kalsel bukan pada permintaan, tetapi pada suplai.
Beberapa produsen belum bisa mendistribusikan karena belum kantongi izin atau belum dapat pasokan minyak curah.
Namun angin segar datang di akhir September. Menurut dia, salah satu perusahaan di Kabupaten Banjar telah mendapatkan izin dan siap memulai produksi serta repacking minyak curah dengan label resmi dari pemerintah.
“Insyaallah awal Oktober ini mereka mulai produksi. Ini tentu akan sangat membantu mengurai persoalan pasokan minyak goreng sesuai HET di pasaran,” ujar dia.
Saat ini terdapat dua produsen utama di Kalimantan Selatan yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng curah.



















































