jabar.jpnn.com, BANDUNG - Kecintaannya pada wastra Nusantara mengantarkan Shinta Paramarti (44 tahun), menekuni dunia fesyen dan mendirikan merek Kain Indonesia.
Lewat karyanya, Shinta memadukan berbagai kain tradisional dari berbagai daerah menjadi busana batik modern yang elegan dan bernilai tinggi.
“Ide ini sudah ada sejak 2017, tapi baru kami wujudukan pada 2021. Saya pencinta kain Indonesia dan ingin melestarikannya,” kata Shinta dalam acara SMEXPO Pertamina di Cihampelas Walk (Ciwalk) Bandung, Minggu (26/10/2025).
Menurutnya, wastra Indonesia punya keunikan warna dan motif yang khas. Dari situ, Shinta memadukan kain Sumba, Bali, Yogyakarta, hingga Cirebon menjadi desain baru yang tidak bisa ditiru.
“Kalau motifnya pas, hasilnya bisa sangat eksklusif,” ujarnya.
Kini, Kain Indonesia sudah memiliki lebih dari 50 model pakaian, semuanya menonjolkan sisi elegan tanpa meninggalkan unsur tradisional.
Meski begitu, Shinta mengakui bisnis batik bukan perkara mudah. Karena itu, ia fokus pada pasar pekerja kantoran di Jakarta, mulai dari ASN, BUMN, hingga swasta.
“Pasar ini besar dan potensinya tinggi. Kami buat kain yang tetap nyaman dipakai di kantor tapi tetap bergaya. Harganya juga terjangkau, ada yang di bawah Rp300 ribu,” tuturnya.



















































