jpnn.com - BANDUNG - Sejumlah warga di Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat, sudah sepekan terakhir kesulitan mencari penjual gas elpiji 3 kilogram. Kondisi ini membuat mereka harus menghemat penggunaan gas.
Ida, salah satu warga, mengatakan bahwa sejak Hari Raya Imlek, kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Ida pun setiap pagi harus mengantre di pangkalan elpiji 3 kg yang ada di sekitar rumahnya.
“Dari semenjak Imlek kemarin sudah susah cari gas (elpiji) 3 kg, alasannya warung sudah enggak boleh jualan lagi, jadi harus ke pangkalan atau agen langsung,” kata Ida ditemui JPNN.com di pangkalan elpiji 3 kg, di Jalan Terusan Suryani, Senin (3/2).
Pantauan JPNN di lokasi, puluhan warga sudah mengantre di depan pangkalan elpiji 3 kg sejak pagi hari. Mereka menanti kedatangan truk yang mengangkut ratusan elpiji 3 kg.
Warga yang membeli gas elpiji 3 kg harus berbaris mengantre, menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP), dan maksimal hanya bisa mendapatkan satu tabung saja. “Biasanya enggak pernah susah, tetapi ini di warung saja sudah susah,” ungkap Ida.
Sementara itu, Agen Pandawa Lima Harry mengatakan kelangkaan elpiji 3 kg ini dikarenakan pengecer yang disetop penjualannya akibat harga yang tinggi.
“Untuk sementara, kan, ada aturan baru. Jadi, setiap pengecer disetop dahulu tidak boleh berjualan karena harganya melambung tinggi di lapangan. Jadi, warga langsung beli ke lapangan (agen) sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi). Ataupun nanti si pengecer tetap ingin menjual nanti agen akan dinaikkan menjadi pangkalan,” kata Harry.
Dia mengatakan setelah kebijakan larangan pengecer menjual elpiji 3 kg, Pertamina sudah menambah jumlah stok di agen. Adapun HET tabung elpiji 3 kg dihargai Rp 16.600.