jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Agama memberikan penjelasan mengenai Kurikulum Berbasis Cinta atau KBC yang mulai uji publik.
Kemenag menyatakan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta bukanlah kurikulum pengganti, melainkan pengayaan terhadap kurikulum yang sudah ada pada lembaga pendidikan Islam.
"Kurikulum Berbasis Cinta memberikan jiwa pada kurikulum. Ini bukan sekadar revisi konten, tapi pendekatan baru yang lebih berkarakter, spiritual, dan kontekstual," ujar Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Nyayu Khodijah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (16/4).
Kurikulum itu menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai kasih sayang.
Gerakan cinta lingkungan seperti penanaman pohon dan pelestarian alam menjadi bagian integral dari proses pendidikan.
Nyanyu mengatakan proses penyusunan kurikulum ini telah dimulai sejak Januari 2025 dan melalui lima tahap revisi.
Uji publik pun dilakukan secara berjenjang, melibatkan ribuan peserta dari berbagai latar belakang mulai dari kepala madrasah, guru, pengawas, akademisi, hingga tokoh-tokoh nasional.
Nyayu menjelaskan, Kemenag telah menyiapkan peta jalan (roadmap) implementasi KBC secara bertahap. Sosialisasi dan pelatihan guru akan dimulai pada Mei–Juni 2025, sedangkan implementasi terbatas akan berlangsung mulai Juli 2025.