jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Polda Jatim segera berkoordinasi dengan ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk membantu evakuasi korban yang masih terjebak di reruntuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto mengatakan, kondisi reruntuhan masih labil sehingga proses evakuasi membutuhkan pertimbangan teknis dari ahli.
“Kalau reruntuhan diangkat masih belum memungkinkan, tadi pagi masih ada pergerakan bangunan. Ini yang perlu dipastikan bersama ahli konstruksi dari ITS,” kata Nanang saat meninjau lokasi, Selasa (30/9).
Nanang menambahkan, polisi juga menyiapkan opsi pengerahan alat berat jenis crane apabila diperlukan.
Menurutnya, petugas sempat melakukan kontak dengan empat korban yang masih tertimbun. Upaya pemberian oksigen dan air minum terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Sementara itu, ratusan keluarga santri bertahan di sekitar posko SAR menunggu kepastian kondisi korban.
Kepala Basarnas Jatim menyebut, ada 38 santri yang diperkirakan masih tertimbun. Dari sekitar 140 santri yang menjadi korban, sebanyak 102 telah dievakuasi.
Korban bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang ambruk terus bertambah. Berdasarkan data ponpes per 13.20 WIB, sebanyak 140 menjadi korban dalam insiden ini.



















































