jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Salah satu korban selamat dalam insiden ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo mengungkap adanya tradisi hukuman bagi santri yang bolos dalam kegiatan memondok.
Santri bernama Sulaiman (18) itu mengatakan apabila ada santri membolos akan diberikan hukuman untuk membantu tukang saat proses pengecoran bangunan.
“itu banyak tukang. (Santri) ikut bantu. Kalau santri enggak wajib, cuma kayak hukuman. Misalnya, enggak ikut kegiatan, nanti disuruh bantu mengecor,” ujar Sulaiman saat di RSUD RT Notopuro, Senin (29/9) malam.
Santri asal Tuban itu mengaku sudah enam tahun memondok di Ponpes Al Khoziny. Menurutnya, santri tidak sampai melakukan pengecoran sendiri, hanya membantu tukang.
Namun, insiden ambruknya bangunan membuatnya ingin segera pulang.
“Setelah kejadian ini, insyaallah saya pulang ke Tuban,” ucapnya.
Saat musala ambruk sekitar pukul 15.00 WIB, Sulaiman sedang berada di luar pondok. Dia baru tahu setelah mendengar teriakan warga di perjalanan.
“Pas saya sampai, bangunan sudah ambruk. Waktu itu bertepatan dengan salat Ashar. Imamnya selamat, tetapi banyak jemaah yang tidak selamat,” katanya.



















































