bali.jpnn.com, DENPASAR - Rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Liquefied Natural Gas (LNG) di Sidakarya Denpasar Bali menuai kritik kuat dari warga dan sejumlah pihak terkait.
Warga Pulau Serangan menyebut palung hasil pengerukan dan penggalian Terminal LNG Sidakarya akan berdampak abrasi di Serangan dan Sanur.
Destinasi terkenal Sanur dan Pulau Serangan, Denpasar bakal terkikis oleh palung tersebut.
"Ketika palung dibuat, ketika itu akan mencari keseimbangan maka di darat akan terkikis, sehingga terjadi abrasi," kata prajuru adat Desa Serangan Wayan Patut.
Aktivis penyelamat lingkungan itu menyampaikan dampak lingkungan yang terjadi di Serangan dan Sanur jika terminal LNG dibangun di Sidakarya saat talkshow ‘Menakar Dampak Pangkalan LNG terhadap Pariwisata Kota Denpasar yang digagas Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Denpasar di Kampus STB Runata, beberapa waktu lalu.
Wayan Patut menjelaskan, awalnya LNG Sidakarya akan dibangun di laut lepas.
Sesuai perjanjian sosialisasinya berjarak empat kilometer dari bibir pantai.
"Kalau idealnya lebih dari lima kilometer.